Rabu, 09 Januari 2008

mitos di balik OKTAN bahan bakar kendaraan


Pemerintah berencana membatasi distribusi Premium oktan 88 dengan bensin beroktan 90 yang harganya lebih mahal, sebagai langkah awal mencabut subsidi bahan bakar minyak.
Terlepas dari rencana itu, apa sebenarnya perbedaan Premium oktan 88 dengan bensin beroktan diatasnya.

Kendaraan yang di produksi th 1990-an ke atas mensyaratkan pengunaan bensin dengan bilangan oktan 90 ke atas. Di Indonesia ada 2 jenis bensin beroktan 90an, yaitu bensin beroktan 92 dan 95.
Bensin oktan 92 di kenal dengan nama Pertamax(Pertamina), Super(Shell), dan Primax(Petronas), sedangkan bensin oktan 95 biasa di sebut Pertamax Plus(Pertamina), Super Extra(Shell) dan Primax 95(Petronas).
Adapun bensin premium yang dipakai sebagian besar pengguna kendaraan bermotor si Indonesia adalah bensin dengan kadar oktan 88.
[b]"Oktan adalah angka yang menunjukkan berapa besar tekanan maximum yang bisa di berikan di dalam mesin sebelum bensin terbakar secara spontan"[/b]
Didalam mesin, campuran bensin dan udara(berbentuk gas) bisa terbakar sendiri secara spontan sebelum terkena percikan api dari busi.
"Jadi, semakin tinggi angka oktannya, semakin lama bensin itu terbakar spontan", kata Kepala Program Studi Teknik Otomotif Politeknik Manifaktur Astra Jakarta Hutabarat.
Pembakaran spontan ini menimbulkan ketukan di dalam mesin yang biasa disebut gejala [b]ngelitik atau knocking[/b].
Pembakaran spontan ini sebisa mungkin di hindari dengan oktan yang tinggi.

[i]Sesuai Ketentuan[/i]
Ketika harga Pertamax semakin tinggi, banyak orang lalu beralih ke Premium, padahal kendaraan yang digunakan memiliki spesifikasi bensin beroktan tinggi.
Pemakaian bensin yang kadar oktannya tidak sesuai akan menyebabkan mesin menjadi ngelitik.
Knocking terjadi karena bensin lebih cepat terbakar secara spontan sehingga tenagau/pergerakan msein serta beban kendaraan lebih kecil dari yang dibutuhkan.
System pemeringkatan oktan(octane rating) adalah ukuran seberapa besar suatu jenis bensin bisa mencegah terjadinya knockin pada mesin.
Pengguna kendaraan hendaknya menggunakan oktan yang telah direkomendasikan oleh pabrik.
Biasanya angka oktan rekomendasi pabrik ini tertera di dalam buku manual maupun di dekat tangki bensin kendaraan(bener ga yah, motor gw ga ada tuh kayaknya).
Berkaitan denganrencana pemerintah u/mendorong penggunaan kendaraan pribadi memakai premium oktan 90 Sekjend Bermotor Indonesia(GAIKINDO) mengatakan, rata" kendaraan keluaran terbaru memang sudah mensyaratkan pemakaian bensin beroktan tinggi.
Dianjurkan u/selalu mematuhi persyaratan oktan yang di berikan pabrik. Kalau tidak bisa akan beresiko membatalkan garansi.
Pemakaian bensin oktan di atas 90 memang bisa menambah tenaga, tetapi itu hanya berlaku pada kendaraan yang memiliki spesifikasi bahan bakar oktan tinggi. U/kendaraan yg di buat thn 80an, pemakaian premium saja sudah cukup karena tidak akan menambah performa kendaraan, ujar Moh. Arief Adrianto(Redaktur Pelaksana Majalah Otomotif).
Kadar oktan dalam bensin juga sering di kaitkan dengan soal ramah lingkungan.
Sebenarnya faktor ramah lingkungan pada bensin di tentukan oleh ada tidaknya kandungan timbal(tetraethyl lead/TEL) dalam bensin.
Saat ini, semua produk bensin oktan diatas 90 sudah tidak mengandung timbal.
Bahkan di Jabotabek dan Jabar, Premium yang dijual si Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum(SPBU) tidak lagi mengandung timbal.
Bensin beroktan tinggi pada kendaraan yang memiliki spesifikasi oktan diatas 90 membuat konsumsi bahan bakar lebih irit. Ini di sebabkan bensin lebih lama terbakar sehingga mesin bisa efisien, dalam kata lain dengan sedikit bahan bakar, bisa menghasilkan tenaga yang banyak.
Takwa Suryo Swasono, mekanik andalan bengkel Garden Speed di Cilandak menambahkan, Pemakaian bensin oktan tinggi uang tidak sesuai dengan spesifikasi mesin kendaraan hanya akan menyebabkan pemborosan. Kendaraan kondisi standar yang diisi bahan bakar kendaraan balap beroktan 115(mobil balap) misalnya, justru akan turun tenaganya.

[i]Pengukuran Oktan[/i]
Pengukuran angka oktan dilakukan dengan membadingkan kemampuan mencegah knockin antara suatu jenis bensin dengan [i]campuran kimia antara senyawa isooktan dan n-heptane[/i].
Bensin beroktan 88 misalnya, berarti memiliki kemampuan mencegah ngelitik sama dengan campuran yang terdiri atas 88% isooktan dan 12% n-heptane.
Ada 2 kategori angka oktan ini, yakni RON(Research Octane Number) dan MON(Motor Oktane Number).
RON diperoleh dari simulasi kinerja bahan bakar saat mesin dioperasiakan dalam kondisi standar, sementara MON menunjukkan kinerja bahan bakar saat mesin dioperasikan dalam kondisi lebih berat.
Angka Oktan MON busa 10 poin lebih rendah dibandingkan angka oktan RON.
Angka oktan yang kita lihat di nama belakang nama produk bensin di SPBU itu adalan RON. Pengecualian di pasar negeri paman sam, angka yang tertera di SPBU adalah nilai rata" dari RON dan MON, sehingga lebih rendah dibandingkan oktan yang tertera di negara" lainnya.

Pengujian nilai oktan pada bensin dilakukan melalui dua cara. Metode pertama dinamakan metode motorik, dimana bensin diuji pada mesin yang berjalan dengan beban. Metode kedua dinamakan metode riset , dimana bensin diuji pada mesin yang berjalan tanpa beban. Metode riset akan menunjukkan oktan bensin yang lebih tinggi,dan nilai oktan yang tercantum di pasaran adalah nilai rata – rata dari nilai hasil pengujian dari kedua metode di atas.

Fakta Mengenai Oktan

1. Knocking terjadi saat tekanan silinder tinggi.Sedikit knocking wajar terjadi pada
kondisi gas penuh, karena pada saat tersebut tekanan pada silinder cukup tinggi.
Tetapi bila terjadi knocking berlebih, hal tersebut jangan diabaikan karena dapat
menimbulkan kerusakan serius pada mesin.

2. Bensin beroktan tinggi terbakar lebih lambat daripada yang beroktan rendah.
Pembakaran yang lambat berguna untuk mengantisipasi knocking pada mesin pada
saat tekanan pada silinder tinggi.

3. Jika mesin anda berjalan baik tanpa terjadi knocking dengan menggunakan bensin
beroktan rendah. Maka tidak ada manfaat mengganti bensin dengan bensin yang
beroktan lebih tinggi.

4. Jika pada mesin terjadi knocking, bukan berarti hal tersebut terjadi dikarenakan
bensin yang digunakan. Tetapi bisa juga dikarenakan system control elektronik
mesin, waktu pengapian atau sirkulasi gas buang. Pada mesin yang telah
menempuh jarak yang jauh ( mesin tua …. Maksudnya ), endapan karbon pada
mesin dapat meningkatkan tekanan silinder sehingga terjadi knocking.

5. Selalu ikuti rekomendasi pabrikan mengenai oktan bahan baker yang harus
digunakan.

Mitos Tentang Oktan

1. Bensin beroktan tinggi menambah jarak tempuh
Pada umumnya, jika kendaraan anda di buat untuk berjalan dengan bensin
beroktan 88, bensin beroktan lebih tinggi tidak akan menambah jarak tempuh. Jika
penggantian bensin dengan oktan yang lebih tinggi ternyata menambah jarak
tempuh, maka anda akan menemukan mesin atau control system kendaraan anda
harus diperbaiki.

2. Bensin beroktan tinggi mempercepat start
Tidak benar

3. Bensin beroktan tinggi meningkatkan power
Tidak benar, hasilnya sama dengan nomor 1.

4. Bensin beroktan tinggi, produk yang lebih baik
Proses tambahan dilakukan untuk meningkatkan oktan. Tetapi proses tambahan ini
tidak membuat bensin menjadi lebih baik untuk semua mesin. Proses tambahan ini
hanya merubaha racikan hidrokarbon agar bensin dapat terbakar lebih lambat.
Yang jelas proses tambahan ini meningkatkan biaya produksi dan yang pasti harga
jual juga.

Hal – hal Yang Mempengaruhi Kebutuhan Nilai Oktan Bensin Kendaraan Anda ;

1. Suhu
Semakin panas udara dan pendingin mesin meningkatkan kebutuhan oktan.

2. Ketinggian
Semakin tinggi ( dari permukaan laut ) menurunkan kebutuhan oktan.

3. Kelembaban
Semakin kering udara meningkatkan kebutuhan oktan.

4. Waktu Pengapian
Jika waktu pengapian meningkat, maka nilai oktan juga turut meningkat.

5. Cara berkendara
Jika lebih sering akselerasi yang cepat dan juga beban yang berat meningkatkan
kebutuhan nilai oktan.

Sumber :
a. Consumer Guide : Minnesota Department of Commerce, Weights and Measures
Division.
b. The Measurement Standards Division of The Oregon Department of Agriculture

1 komentar:

Rizki Kintil mengatakan...

Posting yg sederhana tapi berguna...