Senin, 14 Juli 2008

Scorpio Out! Fazer 250 in !



Saat pertama kali melihat Yamaha Scorpio tersirat pertanyaan negatif mengenai motor 220cc ini. Apakah motor ini pantas dijadikan produk flagship Yamaha Indonesia? Terlihat dari tongkronganya yang serba tanggung bila dibandingkan dengan pesaingnya. Bila disandingkan dengan Honda Tiger Revo, Scorpio terlihat kalah kekar. Bila diadu dengan produk kebanggan Kawasaki Indonesia, Ninja 150 dengan mudah meng KO Scorpio baik secara performa maupun penampilan. Bahkan setelah kelahiran “adiknya” V-Ixion yang serba inovatif nasib Scorpio semakin tidak jelas. Mungkin memang sudah menjadi takdir bagi Scorpio untuk menjadi produk pengisi kekosongan Yamaha pasca pensiunya TZM ataupun RZR.

Kini Yamaha di prediksi akan menghadirkan Fazer 250 untuk menggantikan si “tanggung” Scorpio. Produk yang akan menjadi flagship Yamaha indonesia ini hadir dengan mesin berkapasitas 250cc. Tampilan motor cruiser yang diadaptasi dari Yamaha Brazil ini terlihat begitu kekar terutama jika dilihat dari samping maupun belakang. Sepintas mirip dengan Honda CBF 250 saingan sesama jepangnya.

Fazer 250 memang paling unggul

Dibanding Yamaha Fazer 250, Bajaj Pulsar dan Honda Tiger Revo silahkan minggir. Mungkin memang terdengar begitu arogan. Namun begitulah adanya, Fazer yang memiliki kapasitas mesin lebih besar memang unggul segala galanya bila dibandingkan dengan Pulsar maupun Tiger Revo. Dari segi tampilan luar, terlihat jelas kerapihan rancangan varian terkecil keluarga Fazer ini. Tampilan luar yang begitu kekar menyiratkan aura motor street fighter sejati. Kapasitas tanki bensin Fazer 250 yang mencapai 19,2 liter ini bahkan lebih besar dibandingkan kapasitas tanki “rajanya street fighter” Ducati Monster. Monster S4R yang berkapasitas 1000cc memiliki tanki bensin yang hanya dapat menampung 17,5 liter . Bobot Fazer yang hanya 134 kg ini merupakan yang paling ringan dibandingkan Tiger Revo, apalagi Pulsar yang mencapai 140kg, bahkan bila dibandingkan motor sports eropa Mito sekalipun bobot Fazer masih lebih ringan 1kg. Satu satunya kekurangan Fazer adalah absenya rem cakram belakang. Padahal motor yang telah menggunakan suspensi monoshock ini memiliki tenaga 22 hp dan torsi 20nm pada 6500 rpm. Harusnya masalah konsumsi bensin sepertinya bukan persoalan bagi konsumen motor berkapasitas diatas 200cc. Pertanyaanya tinggal kapan Yamaha akan merilis ultimate light cruiser ini dan berapa harganya? Karena bila di beri harga sekitar 22 atau 23 juta rupiah per unitnya dijamin Yamaha Fazer 250 akan “membunuh” saingan sainganya terutama Tiger Revo maupun Bajaj Pulsar. Mengingat faktor dukungan non teknis seperti image dan jaringan after sales service yang dimiliki Yamaha bisa dikatakan sama kuat dengan yang dimiliki Honda.

Performa Fazer 250

Akselerasi Fazer 250 hampir sama dengan Tiger Revo dan Bajaj Pulsar namun Fazer 250 memiliki top speed 145 km/jam atau lebih tinggi 15 km/jam dibanding Bajaj Pulsar 180 DTSi. Hal ini ditunjang oleh beberapa faktor diantaranya berat kosong Fazer yang hanya 134 kg, ukuran tapak ban Fazer yang lebih lebar dibanding saingannya dan kapasitas mesin yang lebih besar.Tenaga maksimum Fazer 250 adalah 22hp pada 7500 rpm dan torsi maksimumnya adalah 20nm yang dapat diraih pada putaran 6500 rpm. Keuntungan dari torsi besar yang didapat pada putaran mesin menengah artinya Yamaha Fazer 250 dapat bermanufer dengan lincah pada kecepatan sedang antara 50 sampai 80 km/jam. Sebuah kondisi yang sangat ideal apabila motor tersebut digunakan di kepadatan lalu lintas ibukota yang amat membutuhkan tenaga dan torsi besar pada putaran mesin menengah. Sebaliknya apabila untuk dipakai dalam perjalanan jauh Fazer 250 memiliki riding position yang amat ideal karena seperti motor cruiser dan street fighter pada umumnya, memiliki central grafity yang tinggi namun tidak perlu membuat posisi pengendara begitu menunduk sehingga tidak cepat membuat lelah. Ban berukuran 130/70 x 18 memiliki tapak yang lebar sehingga menambah kestabilan motor berkapasitas 250cc ini ketika harus menjelajahi jalanan aspal yang basah atau licin. Sebenarnya Honda Tiger Revo dan Bajaj Pulsar 180 DTSi bukanlah lawan yang sepadan untuk Fazer 250. Karena semestinya Fazer 250 dihadapkan dengan Honda VTR 250, CBF 250 atau Bajaj Pulsar 220 DTSi.

stalok.jpg

Statistik vital antara Fazer 250 dengan kompetitornya

fazerjet.jpg


sumber :
INDOBIKERS

Apakah Teknologi AIS Bermanfaat?

AIS (Air Induction System) di Yamaha, PAIR (Pulsed Secondary Air Injection) pada Suzuki dan SASS (Secondary Air Suplay System) pada Honda diklaim sebagai alat pendukung ramah lingkungan. Tapi banyak motormania bilang, itu cuma bahasa marketing ATPM.

Seperti kata Gregori, pemilik salah satu motor Jepang, “Ya, ATPM kan bisa aja bilang gitu buat mendongkrak penjualan produknya.” Sementara lainnya bilang, “Ah, kalo pun betul, paling ngaruhnya gak banyak!” cibir Irvan, juga pemilik motor Jepang.

Oke, sebelum praduga makin ngaco, mending kita simak lagi fungsi alat itu seperti dijelaskan produsen dalam buku product knowledge. Yakni, baik AIS, PAIR atau SASS prinsipnya sama; peranti pengontrol kadar emisi gas buang agar kepekatan kadar polutan sisa hasil pembakaran (CO dan HC) yang keluar dari knalpot aman terhadap lingkungan.

Sebab gas buang itu terdiri dari CO (carbon monoksida) dan HC (hidro carbon). Bila kadarnya terlalu tinggi, sangat berbahaya bagi kesehatan dan saluran pernafasan. Meski dikit, kalo dihirup tiap hari, lama-lama banyak yang ngendap di paru-paru kita. Selain itu, mata juga pedas disebabkan kadar HC tinggi.

“Bahkan kalo kadar CO tinggi, bisa bikin sesak nafas juga mas,” ujar Harris Kian Jaya alias Apin dari Amiaw Motor Sport (AMS) di Jl. Lapangan Bola No.33A, Kebon Jeruk, Jakbar.

Makanya, untuk mengatasi hal tersebut, di motor sekarang dilengkapilah AIS. “Juga untuk mengacu standar emisi Euro II yang diizinkan di Indonesia,” urai Endro Sutarno, Tech. Service Training Instructor PT Astra Honda Motor (AHM).

Suplai udara bersih ini, pertama melewati saringan udara. Kemudian lewat slang diteruskan ke AIS yang diatur vaccum reed valve. Selanjutnya baru masuk ke saluran buang knalpot. Udara bersih yang disuplai ke knalpot mengandung O2 (oksigen), sehingga gas buang dari knalpot yang awalnya CO bercampur O2 menjadi CO2 (carbon dioksida) dan awalnya HC bercampur O2 menjadi HCO2 (hidro karbon dioksida).

Bila AIS dilepas, tak berpengaruh terhadap performa besutan atau mengurangi kecepatan. Akan tetapi polusi udaranya yang akan bertambah. “Fungsi utamanya sebagai pengontrol emisi gas buang. Jika dilepas, kadar polusi udara lebih banyak,” tegas Endro.

Nah, untuk membuktikannya, OTOMOTIF pun melakukan pengujian. Hasilnya, menggunakan gaz analyzer versi 3.3 pada besutan Suzuki Thunder 125, diperoleh data CO 0,80% dan HC 68 dengan kondisi AIS terpasang. Saat AIS dilepas, diperoleh data CO 1,89% dan HC 73.

Jadi terbukti, kalo AIS dilepas atau tidak difungsikan, kadar CO dan HC yang keluar dari knalpot lebih banyak. Sehingga mengakibatkan polusi udara. Dan membuktikan bahwa fungsi AIS sangat diperlukan untuk mengurangi polusi udara.

“Misal terjadi suara ledakan/nembak-nembak biasanya AIS kotor atau ada kebocoran pada sistem pembuangan. Entah baut knalpot kendur atau kebocoran slang,” ulas Y. Antoni, Manager Trainee R2 PT Indomobil Suzuki International.

sumber:
Penulis/Banar (Tabloid OTOMOTIF)
http://www.otomotifnet.com/otoweb/index.php?templet=ototips/Content/Motor